BAB 2
Kewajiban
Menuntut Ilmu
Ilmu
pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai,sepenting-penting sesuatu
yang dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya.
Ilmu
sendiri merupakan sebuah keutamaan, dimana seseorang akan merasakan kenikmatan
dalam pergelutannya dengan ilmu, memberinya manfaat bagi dirinya, memperbaiki
akhlaknya, memberikan jalan keluar bagi kebuntuan pikirannya, serta
menunjukannya jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan baik didunia maupan di
akhirat.
Selain
itu, ilmu adalah sebuah petunjuk bagi maju atau berkembangnya sebuah peradaban
bangsa. Karena pentingnya ilmu dan banyaknya faedah yangterkandung didalamnya,
para ulama menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslimin
dan muslimat.
A. Firman Allah Yang Menganjurkan
Untuk Semangat Dalam Menuntut Ilmu
Dalam
kehidupan beragama, ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang wajib dimiliki, karena
tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan
diciptakannya manusia oleh Allah, tanpa didasari ilmu. Dalam agama, ilmu
pengetahuan, adalah kunci menuju keselamatan dan kebahagiaan akhirat
selama-lamanya.
1.
Bunyi
Dan Terjemahan Ayat
Salah satu ayat yang menunjukan adanya
anjuran dari Allah kepada kaum muslim agar tetap semangat untuk belajar adalah
Q.S.At Taubah: 122
Artinya:
“
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (kemedan perang). Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepada-Nya,supaya mereka itu apat
menjaga dirinya. “ (Q.S.At
Taubah:122)
2.
Asbabun
Nuzul Ayat
Asbabun nuzul adalah
sebab-sebab diturunkannya sebuah ayat Allah. Sebab-sebab diturunkannya wahyu
Allah ini salah satunya adalah keterangan yang ditunjukkan oleh Ibnu Abi Hatim.
Ibnu Abi Hatim
mengetengahkan sebuah hadis melalui Ikrimah yang menceritakan, bahwa ketika
diturunkan,firman-Nya berikut ini, yaitu, “Jika
kalian tidak berangkat untuk berperang,niscaya Allah menyiksa kalian dengan
siksa yang pedih.” (Q.S.At-Taubah:
39). Tersebutlah pada saat itu ada orang-orang yang tidak berangkat ke
medan perang, mereka berada di daerah badui (pedalaman) karena sibuk
mengerjakan agama pada kaumnya. Mmaka orang-orang munafik memberikan
komentarnya, “Sungguh masih ada
orang-orang yang tertingal di daerah-daerah pedalaman,maka celakalah
orang-orang pedalaman itu.” Kemudian turunlah firman-Nya yang menyatakan, “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang
mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang)…” (Q.S At-Taubah: 122).
Ibnu Abu Hatim
mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Abdullah bin Ubaid bin Umair yang
menceritakan, bahwa mengingat keinginan kaum Mukminin yang sangat besar
terhadap masalah jihad, disebutkan bahwa bila Rasulullah SAW. Mengirimkan
pasukan perang, maka mereka semuanya berangkat. Dan mereka meninggalkan Nabi
SAW. Di Madinah bersama dengan orang-orang yang lemah. Maka turunlah firman
Allah SWT. Yang paling atas tadi (yaitu surat At-Taubah ayat 122).
3.
Isi/Kandungan
Ayat
Ayat ini secara umum
memiliki dua konteks kalimat yang barbeda, namun sesungguhnya sangat terkait.
a.
Kandungan
yang pertama,
Allah berfirman,
Artinya:
“Tidak
sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang)…”
b.
Kandungan
yang kedua,
Allah berfiman,
Artinya:
“Mengapa
tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka bberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan
kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.”
B. Hadis Yang Menganjurkan Agar
Semangat Menuntut Ilmu
Selain
ayat-ayat Al-Quran, anjuran untuk semangat dalam menuntut ilmu juga ditunjukkan
oleh hadis Rasulullah SAW.
Artinya:
“Barang siapa yang menempuh suatu
perjalana dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya
jalan kesurga. Tidaklah brkumpul suatu kaum di salah satu masjid di antara
masjid-masjid Allah, mereka membaca Kitabullah serta paling mempelajarinya
keculi akan turun kepada mereka dihadapan para malaikat.”
(HR.Muslim).
Kedua hadis diatas dengan sangat
jelas menunjukkan pujia terhadap aktivitas mencari ilmu. Siapa pun yang
menghadiri majelis ilmu, maka dia akan dimudahkan jalan menuju surge. Betapa
ini sangat luar biasa
C. Keteladanan alam Mencari Ilmu
1. Kesabaran dan Kesungguhan Menuntut
Ilmu
Seorang ulama yang
bernama Ibnu Thahir al-Maqdisy berkata : aku
2 kali kencing darah dalam menuntut ilmu hadist , sekali di Baghdad dan sekali
di Mekkah. Aku brjalan sambil memanggul kitab-kitab dipunggungku.
2. Belajar setiap hari
Imam an-Nawawi setiap
hari membaca 12 jenis ilmu yang berbeda(fiqh, hadist, tafsir dan sebagainya)
3.
Membaca
Kitab Sebagai Pengusir Kantuk
Ibnu
Al-Jahm membaca kitab jika beliau ngantuk pada saat yang bukan semestinya. Sehinga
beliau bisa segar kembali.
4.
Berusaha
mendapatkan faidah ilmu meski di kamar mandi
Majduddin Ibnu
Taimmiyah (kakekSyaikhul Islam Ibnu Taimiyyah0 jika akan masuk kamar mand
berkata kepada orang yang ada disekitarnya :bacalah
kitab ini dengan suara yang keras agar aku bisa mendengarnya di kamar mandi.
5.
40
Tahun Tidaklah tidur kecuali Bersamanya ada kitab
Al-Hasan al-Lu’lu’I selama
40 Tahun tidaklah tidur kecuali kitab berada diatas dadanya.
6. Tidaklah Berjalan Kecuali
Bersamanya ada Kitab
Al-Hafidz
Al-Khatib tidaklah berjalan kecuali
bersamanya kitab yag dibaca, demikian juga Abu Nu’alim al-Asbahaany (peulis
kitab Hiyatul Auliyaa)
7.
Menjual
Rumah untuk Membeli Kitab
Al-Hafidz
Abul ‘Ala al-Hamadzani menjual rumahnya serharga 60 dinar untuk membeli
kitan-kitab Ibnul Jawaaliqi.
8. Kemampuan Membaca Yang Luar Biasa
·
Ibnul Jauzi sepanjang hidupnya telah
membaca lebih dari 20.000 jilid kitab.
·
Al-Khatib al-Baghdadi membaca Shahih
al-Bhukari dalam 3 majelis (3 malam), setiap malam mulai sehabis Magrib hingga
subuh. Perlu diketahui, kitab Shahih al Bukhari terdiri dari 7000 hadizt, sehingga
rata-rata dalam satu hkali majelis (1 malam) dibaca 2336 hadist.
·
Al-‘Izzuddin bin Abdussalaam membaca
kitab Nihaayatul Mathlab 40 jilid hanya dalam 3 hari (Rabu, Kamis dan Jumat)
9. Mengulang-Ulang membaca suatu kitab
hingga berkali-kali
·
Ghalib bin Abdirrahman bin Ghalub
al-Muhaariby tellah membaca Shahih al-Bukhari sebnyak 700 kali.
10. Keesungguhan Menulis
·
Muhammad bin Muharram yang lebih dikenal
dengan dikenal dengan Ibnu Manzhur (Penulis Lisanul Arab) ketika meninggal
mewariskan 500 jilid buku tulisan tangan.
Daftar
Pustaka :
Abdul Qadim
Zallum.2002.Nizham al-Hukmi fi al-islam.Bangil:Penerbit
Al-Izzah
Atha’ Abu Rusytah.2004.Pilar-pilar Pengkokoh Nafsiyah Islamiyah.Bogor:HTI
Press
Buku LKS Pendidikan
Agama Islam & Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA Kurikulum 2013 (EKSIS) Citra
Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar