Kamis, 06 Maret 2014

Tugas Agama

BAB 2
Kewajiban Menuntut Ilmu

Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai,sepenting-penting sesuatu yang dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya.
Ilmu sendiri merupakan sebuah keutamaan, dimana seseorang akan merasakan kenikmatan dalam pergelutannya dengan ilmu, memberinya manfaat bagi dirinya, memperbaiki akhlaknya, memberikan jalan keluar bagi kebuntuan pikirannya, serta menunjukannya jalan menuju keselamatan dan kebahagiaan baik didunia maupan di akhirat.
Selain itu, ilmu adalah sebuah petunjuk bagi maju atau berkembangnya sebuah peradaban bangsa. Karena pentingnya ilmu dan banyaknya faedah yangterkandung didalamnya, para ulama menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap muslimin dan muslimat.


A.    Firman Allah Yang Menganjurkan Untuk Semangat Dalam Menuntut Ilmu
Dalam kehidupan beragama, ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang wajib dimiliki, karena tidak akan mungkin seseorang mampu melakukan ibadah yang merupakan tujuan diciptakannya manusia oleh Allah, tanpa didasari ilmu. Dalam agama, ilmu pengetahuan, adalah kunci menuju keselamatan dan kebahagiaan akhirat selama-lamanya.

1.      Bunyi Dan Terjemahan Ayat
Salah satu ayat yang menunjukan adanya anjuran dari Allah kepada kaum muslim agar tetap semangat untuk belajar adalah Q.S.At Taubah: 122

Artinya:
“ Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (kemedan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepada-Nya,supaya mereka itu apat menjaga dirinya. “ (Q.S.At Taubah:122)

2.      Asbabun Nuzul Ayat
Asbabun nuzul adalah sebab-sebab diturunkannya sebuah ayat Allah. Sebab-sebab diturunkannya wahyu Allah ini salah satunya adalah keterangan yang ditunjukkan oleh Ibnu Abi Hatim.
Ibnu Abi Hatim mengetengahkan sebuah hadis melalui Ikrimah yang menceritakan, bahwa ketika diturunkan,firman-Nya berikut ini, yaitu, “Jika kalian tidak berangkat untuk berperang,niscaya Allah menyiksa kalian dengan siksa yang pedih.” (Q.S.At-Taubah: 39). Tersebutlah pada saat itu ada orang-orang yang tidak berangkat ke medan perang, mereka berada di daerah badui (pedalaman) karena sibuk mengerjakan agama pada kaumnya. Mmaka orang-orang munafik memberikan komentarnya, “Sungguh masih ada orang-orang yang tertingal di daerah-daerah pedalaman,maka celakalah orang-orang pedalaman itu.” Kemudian turunlah firman-Nya yang menyatakan, “Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang)…” (Q.S At-Taubah: 122).
Ibnu Abu Hatim mengetengahkan pula hadis lainnya melalui Abdullah bin Ubaid bin Umair yang menceritakan, bahwa mengingat keinginan kaum Mukminin yang sangat besar terhadap masalah jihad, disebutkan bahwa bila Rasulullah SAW. Mengirimkan pasukan perang, maka mereka semuanya berangkat. Dan mereka meninggalkan Nabi SAW. Di Madinah bersama dengan orang-orang yang lemah. Maka turunlah firman Allah SWT. Yang paling atas tadi (yaitu surat At-Taubah ayat 122).

3.      Isi/Kandungan Ayat
Ayat ini secara umum memiliki dua konteks kalimat yang barbeda, namun sesungguhnya sangat terkait.
a.      Kandungan yang pertama,
Allah berfirman,

Artinya:
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang)…”

b.      Kandungan yang kedua,
Allah berfiman,

Artinya:
“Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka bberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”

B.     Hadis Yang Menganjurkan Agar Semangat Menuntut Ilmu
Selain ayat-ayat Al-Quran, anjuran untuk semangat dalam menuntut ilmu juga ditunjukkan oleh hadis Rasulullah SAW.

Artinya:
“Barang siapa yang menempuh suatu perjalana dalam rangka untuk menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan kesurga. Tidaklah brkumpul suatu kaum di salah satu masjid di antara masjid-masjid Allah, mereka membaca Kitabullah serta paling mempelajarinya keculi akan turun kepada mereka dihadapan para malaikat.” (HR.Muslim).

            Kedua hadis diatas dengan sangat jelas menunjukkan pujia terhadap aktivitas mencari ilmu. Siapa pun yang menghadiri majelis ilmu, maka dia akan dimudahkan jalan menuju surge. Betapa ini sangat luar biasa 

C.    Keteladanan alam Mencari Ilmu
1.      Kesabaran dan Kesungguhan Menuntut Ilmu
Seorang ulama yang bernama Ibnu Thahir al-Maqdisy berkata : aku 2 kali kencing darah dalam menuntut ilmu hadist , sekali di Baghdad dan sekali di Mekkah. Aku brjalan sambil memanggul kitab-kitab dipunggungku.
2.      Belajar setiap hari
Imam an-Nawawi setiap hari membaca 12 jenis ilmu yang berbeda(fiqh, hadist, tafsir dan sebagainya)
3.      Membaca Kitab Sebagai Pengusir Kantuk
Ibnu Al-Jahm membaca kitab jika beliau ngantuk pada saat yang bukan semestinya. Sehinga beliau bisa segar kembali.
4.      Berusaha mendapatkan faidah ilmu meski di kamar mandi
Majduddin Ibnu Taimmiyah (kakekSyaikhul Islam Ibnu Taimiyyah0 jika akan masuk kamar mand berkata kepada orang yang ada disekitarnya :bacalah kitab ini dengan suara yang keras agar aku bisa mendengarnya di kamar mandi.
5.      40 Tahun Tidaklah tidur kecuali Bersamanya ada kitab
Al-Hasan al-Lu’lu’I selama 40 Tahun tidaklah tidur kecuali kitab berada diatas dadanya.
6.      Tidaklah Berjalan Kecuali Bersamanya ada Kitab
Al-Hafidz Al-Khatib  tidaklah berjalan kecuali bersamanya kitab yag dibaca, demikian juga Abu Nu’alim al-Asbahaany (peulis kitab Hiyatul Auliyaa)
7.      Menjual Rumah untuk Membeli Kitab
Al-Hafidz Abul ‘Ala al-Hamadzani menjual rumahnya serharga 60 dinar untuk membeli kitan-kitab Ibnul Jawaaliqi.
8.      Kemampuan Membaca Yang Luar Biasa
·         Ibnul Jauzi sepanjang hidupnya telah membaca lebih dari 20.000 jilid kitab.
·         Al-Khatib al-Baghdadi membaca Shahih al-Bhukari dalam 3 majelis (3 malam), setiap malam mulai sehabis Magrib hingga subuh. Perlu diketahui, kitab Shahih al Bukhari terdiri dari 7000 hadizt, sehingga rata-rata dalam satu hkali majelis (1 malam) dibaca 2336 hadist.
·         Al-‘Izzuddin bin Abdussalaam membaca kitab Nihaayatul Mathlab 40 jilid hanya dalam 3 hari (Rabu, Kamis dan Jumat)
9.      Mengulang-Ulang membaca suatu kitab hingga berkali-kali
·         Ghalib bin Abdirrahman bin Ghalub al-Muhaariby tellah membaca Shahih al-Bukhari sebnyak 700 kali.
10.  Keesungguhan Menulis
·         Muhammad bin Muharram yang lebih dikenal dengan dikenal dengan Ibnu Manzhur (Penulis Lisanul Arab) ketika meninggal mewariskan 500 jilid buku tulisan tangan.

Daftar Pustaka :
Abdul Qadim Zallum.2002.Nizham al-Hukmi fi al-islam.Bangil:Penerbit Al-Izzah
Atha’ Abu Rusytah.2004.Pilar-pilar Pengkokoh Nafsiyah Islamiyah.Bogor:HTI Press
Buku LKS Pendidikan Agama Islam & Budi Pekerti untuk SMA/SMK/MA Kurikulum 2013 (EKSIS) Citra Pustaka






0 komentar:

Posting Komentar